Senin, 03 Mei 2010

UJIAN NASIONAL : SETELAH LULUS KERJA ATAU BERWIRAUSAHA?

UJIAN NASIONAL :
SETELAH LULUS KERJA ATAU BERWIRAUSAHA?

Suatu ketika tepatnya senin tanggal 26 april 2010, beberapa siswa datang keruangan saya dengan ekpresi penuh kegembiraan dan begitu ceria...mereka berkata “ pak saya LULUS terima kasih pak atas doanya”.... begitu senangnya mereka menerima hasil kelulusan Ujian Nasional.
Saya hanya mampu mengucapkan selamat atas keberhasilan mereka......cerita sebenarnya tak berlanjut sampai disitu yang menggelitik saya menulis ini adalah ketika anak2 tersebut meminta surat tanda lulus katanya untuk persyaratan melamar pekerjaan, WOW begitu bersemangat mereka dan begitu optimis mereka dan merasa yakin akan dapat bekerja.

Surat tanda LULUS tak langsung diberikan, saya bertanya kenapa mereka meminta surat beragam jawaban mereka ....
1. ada yang memang sudah ditawarin kerja melalui informasi bapaknya, saudaranya ,
2. mereka tahu ada lowongan melalui informasi dari tempatnya Prakerin dulu,
3. mereka yakin diterima kerja katanya ada orang dalam ,
4. dan ada juga beberapa yang disalurkan melaui sekolah
5. ada juga yang hanya mencoba – coba
apapun jawaban mereka...yang jelas mereka berharap begitu besar untuk dapat langsung bekerja...apakah itu salah?..tentu tidak karena mereka tahu mereka sekolah di SMK yang jelas jelas dalam visi SMK salah satunya adalah mempersiapkan tamatan atau lulusan yang siap bekerja.( dalam proses pembelajaran siswa tentunya dibekali dengan kompetensi yang relevan )
Hal inilah yang menggelitik saya...ternyata sekolah tak cukup mencetak tamatan dan lulusan yang siap kerja saya..........justru tugas yang paling berat adalah bagaimana lulusan SMK dapat terserap di dunia usaha atau dunia industri secara cepat tanpa terkecuali ( maksudnya tidak hanya siswa yang pandai saja yang langsung bekerja atau disalurkan?)
Mengapa demikian ...kita tahu bersama permasalahan kerja terletak tidak sebandingnya angkatan kerja dengan kesempatan kerja yang ada.....itulah penyebabnnya menjadikan persaingan mejadi sangat ketat hanya orang2 yang memenuhi kualifikasi saja yang dapat lolos dan mendapatkan kesempatan bekerja.
Kalau demikian apa yang harus dilakukan bagi mereka yang mempunyai keterbatasan kompentensi /atau kalah bersaing dalam kerja ?
Kalau kita kaji ...sebenarnya kurikulum SMK memasukan salah satu Mata Pelajaran Kewira usahaan yang tujuannnya akhirnya jelas membangun serta mengembangkan minat berwirausaha, setidaknya dari awal siswa sudah diberikan informasi , persiapan apa yang harus dilakukan kedepan apabila kesempatan kerja tak kunjung diperoleh ? salah satu jalan diharapkan dengan jalan wirausaha.apalagi sekarang perdagangan global misal CAFTA sudah jalan perdagangan international tidak lagi mengenal batasan suatu negara..perdagangan sudah begitu bebasnya hal ini tentunya berpengaruh terhadap industri dalam negeri dampaknya kan sudah jelas kalau tidak bisa mengcounter bisa-bisa industri dalam negei kalah bersaing , tidak bisa menjual produknya karena lebih mahal....akibat terburuk dari itu mungkin akan terjadi PHK secara besar-besaran.
Wirausa+ Tidak gampang mengarahkan ke hal yang satu ini......sering saya bertanya...nak kalau sudah lulus mau kemana /.........jawabanya hampir 100% mereka menjawab ingin bekerja (maksudnya mencari kerja apakah itu PNS, swasta dll)....saat itu tidak ada pilihan untuk berwirausaha mereka menjawab karena bekerja katanya lebih ada jaminan dalam memperoleh penghasilan dibandingkan berwirausadha ada benarnya juga ....Cuma itu tadi persaingan begitu ketat sehingga kesempatan tak kunjung diperoleh.
Salahkah itu ? sekali lagi tidak....pada masa2 itu..siswa ingin mengetahui sebrapa jauh jati diri mereka, idealisme mereka masih tinggi, hapan mereka begitu kuat untuk bekerja............
Tullisan ini tak kan pernah selesai,sebelum anak-anak LULUSAN SMK betul betul langsung bekerja sesuai dengan harapan mereka ...(tak usah pesimis HARAPAN SELALU ADA )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar