Sabtu, 22 Januari 2011

Remaja yang Beruntung

Hayo jujur di kala usia masih remaja atau menginjak dewasa kira –kira apa sih yang sering dilakukan mencari kesenangan, berfoya-foya ataukah dipergunakan untuk tujuan yang sifatnya produktif atau bahkan di usia tersebut dipergunakan semaksimal mungkin waktunya untuk lebih tekun dan taat menjalankan kehidupan beragamanya dengan mendekatkan diri kepada Allah.Baca di Kompasiana


Di usia remaja banyak orang mengatakan bahwa disinilah seseorang sedang menjadi jati dirinya , usia yang begitu rentan bisa saja keasyikan mencari jati dirinya segala bentuk kehidupan selalu dicoba untuk dimasukinya beruntung apabila lingkungan yang dimasukinya memberikan dampak yang baik dan positif yang sesuai dengan norma yang ada, sebaliknya banyak juga di usia ini banyak yang terjebak kepada hal-hal yang melanggar aturan dan tak lagi mengindahkan norma dan aturan yang berlaku baik dalam lingkungan sosial masyarakat, hukum bahkan tak jarang aturan-aturan agamapun tak lagi mampu menjadi penghalang bagi mereka untuk melakukan itu.

Proses pencarian jati diri ini ( menurut sebagian para remaja ) tak jarang sebagai bentuk protes atas ketidak adilan dari keluarga bahkan mungkin juga lingkungan , banyak diantara mereka beranggapan seharusnya orang tua di jaman sekarang tidak lagi mengarahkan segala sesuatunya untuk menjadi “ sesuatu’ atas keinginan orang tua akibat yang terjadi atas tekanan dan keinginan atau juga pemaksakan dari orang tua proses pencarian jati diri seolah-olah menjadi sesuatu yang sulit bahkan terkadang timbul perlawanan dari diri si anak , anak tak lagi menghargai orang tua atau bahkan menjadi anak yang suka membangkang sebagai protes terhadap orang tua.

sebaliknya dari sisi remaja yang lainnya juga mengemuka bahwa peranan orang tua justru mempunyai pengaruh yang baik dan positif dalam proses pencarian jati diri ini , menurut remaja ini banyak sekali pembuktian arahan, sikap, perilaku , keteladan orang tua langsung maupun tidak langsung merupakan proses pembentukan jati diri ini , mereka berpikir tak mungkin anak bisa membentuk jati diri nya apabila tidak pengaruh dari orang tua , cerewetnya orang tua untuk urusan A atau urusan B, ini boleh dilakukan yang itu tidak boleh dilakukan dan lainnya itu hanyalah sebagian rambu-rambu yang selalu diingatkan yang hakekatnya menyadarkan anak untuk hal yang boleh atau tidak boleh dilakukannya.

Bila hal ini terjadi pada kondisi yang sekarang apa yang harus dilakukan remaja dalam proses pencarian jati diri , menjadi remaja yang selalu menentang orang tua sebagai bentuk protes atau sebaliknya menuruti segala keinginan orang tua membahagiakan hati orang tua karena sadar hal ini adalah untuk kebaikan semata, atau bahkan tidak keduanya?

atau bahkan menjadi seorang remaja yang beruntung yang mau mengorbankan kesenangan-kesenangan masa remajanya dengan cara mendekatkan diri kepada Allah dengan tekun menjalankan Ibadah ?
(…..  hasil ngintip dari anak yang sedang berdiskusi kelompok  hari ini )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar