Rabu, 10 November 2010

SBY dan Pawang Hujan

Cuaca di kota Bogor tadi pagi sampai menjelang siang terasa panas, Panas yang berbeda kalau istilah sundanya “ Ngelekeub” seolah-olah berada di ruangan kaca yang tertutup.Baca di Kompasiana



Kondisi demikian panas biasanya pertanda hujan akan turun siang ataupun sorenya,
tapi apakah ada hubungannya antara kedatangan SBY di Bogor dalam acara memperingati 50 tahun hari Agraria Nasional pikiranpun ngelantur tak karuan …wah jangan-jangan ini pengaruh SBY ke Bogor….apa hubungannya …

Seperti biasanya kalau ada acara-acara yang besar seperti itu dan untuk kesuksesan kelangsungan acara minimal tidak terganggu datangnya hujan dipanggillah Pawang Hujan yang bertugas “ Memindahkan Hujan”,
Entah kebetulan hujannpun tidak turunpada saat acara itu berlangsung , Cuma masalahnya Hujanpun pindah kepada Pak SBY ,kok Ke Pak SBY?
tak kala pak Sby menyampaikan Pidatonya belau terhenti sejenak serta ” Menahan hujan/Tangisan “ alias menahan rasa haru melihat Petani Gurem yang hanya mampu menggarap tanah tanpa mempunyai tanah, dan sat itu presiden menyaksikan langsung penyerahan sertifikat tanah negara obyek reforma agraria.

Tak menyalahkan ada atau tidaknya Pawang hujan yang terlibat tadi di Bogor yang jelas pawang Hujan bisa menahan keharuan sang Presiden dari ” Hujan Tangisan ” dari SBY dan realitanya cuaca hari ini begitu berbeda dengan hari-hari biasanya….

Akhirnya hujanpun turun sekitar pukul 17.30 membasahi kota Bogor……
==menulis ala kadarnya====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar