Rabu, 10 November 2010

Setelah SBY, Camat Selanjutnya Siapa yang Menangis?

Bila hujan yang terjadi secara terus menerus diikuti dengan keserakahan manusia membabat habis Hutan akibat illegal loging yang terjadi adalah hujan senantiasa mengakibatkan bencana lihat saja beberapa bencana yang diakibatkan oleh air, adanya bencana banjir bandang di beberapa tempat memicu keperihatinan kita semua.Baca Selengkapnya



Kita selalu menyesal di akhir setelah korban jatuh bergelimpangan tak berdaya dan pastilah kita melemparkan menyalahkan semua ini kepada orang-orang yang tak bertanggung jawab?..padahal jelas-jelas pelaku bukanlan mahluk kecil yang harus di lihat memakai mikroskop.

Bencana demi bencana kerap terjadi di bumi Pertiwi ini dan kesemuanya itu membuat keprihatinan yang mendalam bahkan membuat kita Indonesia menangis , termasuk Presiden ketika melakukan kunjungan dan camat tak kuasa menahan harunya melihat pengungsi Merapi yang jumlah nya puluhan ribu dan ketiadaan juru masak untuk memenuhi kebutuhan makan para Pengungsi.

Upaya penanganan bencana sebelum dan sesudahnya sering dilakukan adanya simulasi, adanya BASARNAS/DA sudah terbentuk sampai daerah-daerah tapi kenapa sealu saja terjadi hal-hal klasik dalamp proses penanganan bencana ini Terlambat penanganan, kesulitan pasokan dengan alasan kesulitan sarana, tranpostasi, kendala cuaca dll padahal kajian-kajiannya sudah dilakukan dan dipelajari dari pengalaman=pengalaman bencana yang lalu.

Jangan ada lagi seorang pemimpin yang menangis seperti camat yang terharu karena ketiadaan juru masak untuk para pengungsi mengapa ini harus terjadi padahal terjadi di jawa yang nota bene infrastrukturnya sudah memadai berbeda dengan Tusnami di Mentawai sana.

Pemimpin janganlah menangis , dengan menangis seolah-olah membuka ketidak berdayaan seorang pemimpin dalam penanganan bencana ini, tapi carilah solusi dengan segera…………….?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar