Senin, 20 September 2010

Belajarlah Melalui Sikap, Itulah Guru yang Baik

Berawal ketika saya diajak saudara mengikuti Pengajian tahun 1996 didaerah Paledang Bogor ,dengan Guru ngajinya bernama H. Sueb sekarang sudah almarhum dan penggajian yang saya ikuti ini lebih banyak mendawamkan atau mengamalkan bacaan Sholawat Nariyah. Dan beliaupun mengajari ikhwannya hanya dengan sikap dan perumpamaan.

Saya teringat Pelajaran pertama ketika mengikuti pengajian ini ketika beliau ini menyuruh saya untuk membeli obat nyamuk bakar , awalnya saya tidak mengerti banyak dan saya hanya menuruti perintah dari guru saya itu , tidak banyak yang saya beli hanya satu buah nyamuk bakar dan saya serahkan langsung kepada beliau.  (bisa juga dibaca DISINI )


Dan kemudian saya baru menyadarinya beberapa hari kemudiannya itupun diberitahu oleh Ihwan yang lainya, bahwa apabila beliau “menyuruh sesuatu” baik itu berupa, perintah, suruhan, teguran secara langsung biasanya disampaikan secara tidak langsung tapi disampaikan dengan sebuah Perumpaman ,ihkwan sering menyebutnya dengan sebuah SILOKA atau perumpaman . Beliau mengajarkan ini sesuai dengan ajaran dari gurunya di Gentur Cianjur,kalau boleh memakai bahasa sekarang model pengajarannya lebih kepada penekanannya kepada sikap dan perilaku, Biasanya Para Ihkwan akan mendapat ‘perintah bukan sembarang perintah melainkan perlu dicerna ,dikaji dan perlu dicari makna perintah tersebut .

Perihal Obat Nyamuk Bakar tadi awalnya penuh dengan ketidak mengertian, dan jawaban itu datang yakin akan datang dengan sendirinya saya baru menyadari siloka tersebut ketika sudah mengikuti pengajian tersebut sebulan kemudian , makna yang saya tangkap dari obat nyamuk tadi sebenarnya Beliau memberikan sebuah Nasehat kepada saya kalau mau belajar ngaji atau menuntut ilmu harus sampai tuntas dan harus sampai selesai dan mau menghilangkan atau membakar rasa malas. Subhannalah.

Tidak hanya itu suatu ketika saya disuruh membuang isi Asbak yang isinya penuh dengan puntung Rokok, inipun merupakan suatu pembelajaran dari beliau (mungkin dari penglihatan Beliau) bahwasannya saya haruslah mau membuang sesuatu yang buruk dari diri saya, maklumlah waktu itu usia masih muda yang tak jarang begitu banyak sifat atau kelakuan jelek yang masih dikerjakan.

Selain itu suatu ketika Beliau bertanya kepada salah seorang Ikwan dimana makam Orang Tuanya dan beliau ingin berjiarah kemakam orang tua ikhwan tersebut, beliau tidak pergi sendiri tapi mengajak dengan ikhwan yang lainnya berjiarah ke makam Orang tua ikhwan tersebut, sesampainya disana belaiu tidak langsung berdoa tapi mencabuti rumput-rumput yang tumbuh di atas makam dan barulah Beliau dan ikhwan yang lainnya berdoa, dan kemudian beliau menyuruh kepada ihkwan tersebut untuk menempelkan telapak tangannya diatas makam Orang Tuanya seraya membacakan surat al fatihah,dan menangislah Ikhwan tersebut.
kompasianer mungkin bisa memberikan makna atas hal tersebut diatas.

Dan masih banyak lagi pengajaran yang didapat dari beliau hanya dengan sikap nyata yang beliau lakukan,yang saya ingat sampai sekarang selama pengajian itu tak ada kata melarang, teguran yang langsung ke kita apalagi dihadapan ikhwan-ikhwan lainnya,semuanya disampaikan melalui sikap.

Semoga Almarhum Bapak H.Sueb diterima Iman dan islam dan mendapatkan tempat yang layak disinya, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar