Senin, 20 September 2010

Jujur-pun susahnya Minta Ampun

“ Demi Allah saya tidak bohong”, atau “ saya berani sumpah Pocong “ itulah beberapa contoh kalimat yang sering terucap apabila ingin membuktikan bahwa dirinya jujur tidak berbohong ataupun melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dilakukannya sama sekali.

Tapi benarkah apabila seseorang sudah menyebut nama Allah dan Tuhannya maka orang tersebut bisa dikatakan Jujur? Jawabannya mungkin atau tidak mungkin, benar atau tidak benar tergantung seberapa besar orang tersebut menyakini akan akibat dari sumpahnya dihadapan Allah atau Tuhannya tersebut, karena realita yang terjadi sekarang ini begitu gampang bersumpah karena semata-mata hanya untuk menutupi permasalahan-permasalahanya yang lainnya entahlah karena keterikatan dengan pekerjaan, dengan Pimpinannya atau hanya sekedar membuat simpati dari orang lain.BACA DISINI


Secara sederhana jujur bisa saja diartikan mau serta mampu mengatakan segala sesuatu apa adanya tanpa dikurangi atau dilebihkan. pengakuan akan kesalahan dan mengakui apa yang benar akan menentukan makna dari sebuah kejujuran , kejujuran merupakan suatu amanah ,artinya bila diberi kepercayaan akan selalu dipegang teguh , tidak berhianat dan akan berkata benar sebagaimana adanya.

Persoalan-persoalan yang kompleks dalam kehidupan sosial manusia sekarang secara langsung ataupun tidak akan membentuk manusia itu sendiri menjadi jujur atau bahkan sebaliknya menjadi manusia yang tak jujur penuh dengan kepura-puraan, padahal kita tahu bahwa ketidak jujuran akan tidak baik adanya dan dosapun akan didapat.

betapa sulitnya membangun rasa jujur dan kejujuran bagi kita, walaupun terkadang ketidak jujuran ditujukan untuk maksud-maksud yang baik (misalkan saja kita mengatakan kamu cantik walau sebenarnya wajahnya sebaliknya) .bahkan terkadang dengan berkata sejujurnyapun bukan jaminan akan mendapat pujian ,tetapi sebaliknya orang yang berkata jujur , berkata apa adanya sering kali dikucilkan, tidak mau diajak kerjasama , kehilangan pekerjaan , kehilangan mitra bisnis ,dimarahi pimpinan dan konsekuensi lainnya yang didapat (dalam konteks dengan manusia hal ini sering terjadi berbeda orang yang Jujur dimata Allah SWT tentunya akan lebih Mulia).

Apapun alasannya ketidak jujuran tidak dapat dibenarkan dan tidak untuk dimaklumi.

Entahlah saya sendiripun merasa saya belum jujur masih banyak yang saya lakukan dan katakan tidak sesuai dengan kenyataan walaupun kenyataannya ketidak jujuran itu saya lakukan tidak mengakibatkan kerugian bagi orang lain (itu menurut saya, entahlah menurut orang lain ketidak jujuran justru akan sangat merugikan orang lain) padahal resiko dari ketidak jujuran sangat banyak diantaranya:Kehilangan kepercayaan dari orang lain,perasaan rendah diri dan malu,bahkan bisa jadi dikucilkan oleh masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar